Halaman

Senin, 04 April 2011

"Anda Terlalu Gemilang buat Saya"

Seberapa jauh anda mengenal saya?
Maaf, tiba-tiba mengingat satu hal lagi. menyebalkan.
Apa?

Okelah, ada baiknya. mungkin. suatu hari nanti saya mungkin akan tahu dimana letak baiknya.
 tapi belum sekarang, belum saat ini.

entah. kadang, memaafkan anda adalah hal paling sulit untuk saya lakukan. hampir menjadi sangat sulit.

saya ingat satu malam. tanpa sengaja bertemu anda di jalan. warung tenda pinggir jalan dekat kampus. sebenarnya bukan pinggir jalan juga. karena memang di situ tempat biasa kami membeli makan. dan bukan tempat yang sepi juga. terbilang cukup ramai malah menurut saya.

satu malam, saya dan teman saya bertemu anda. tanpa sengaja. sungguh, tanpa sengaja. saya akui tampilan saya memang berantakan. malam itu saya hanya memakai jilbab langsungan yang dimasukkan ke dalam jaket, kaos, rok, tanpa kaos kaki, dan sendal tertutup. okelah, saya akan maklum kalau anda memprotes tampilan saya. saya akan maklum kalo anda memprotes saya yang malam itu tak memakai kaos kaki, atau jilbab yang saya masukkan ke jaket. okelah, saya akan terima.

tapi, bukan itu yang anda sangsikan. saya bertemu anda tanpa sengaja. benar-benar tanpa sengaja. dan bukan maksud saya memanggil anda. bahkan saya SAMA SEKALI tak sadar kalo ada anda disana. bukan permintaan saya kalo teman saya memanggil anda. sekali lagi, saya TIDAK TAHU anda ada disana.

beberapa hari setelah itu, seorang teman lainnya bertanya pada saya. saya jawab seadanya. apa adanya. sebagaimana saya biasanya. meski agak heran juga. lalu ia menjelaskan kalo anda menanyakan padanya tentang perempuan yang keluar malam. dan anda tidak setuju. TANPA TAWAR-MENAWAR. berbagai alasan teman saya itu utarakan, meski dia tak tahu siapa yang anda maksud. tapi, entah bagaimana pada akhirnya saya dan dia beranggapan kalo orang yang anda maksud adalah saya.
okelah.anda bisa bilang saya terlalu "serasa". terserah.
tapi, kalo toh iya, itu memang saya, tak bisakah anda bilang langsung saat itu di depan saya? atau setidaknya lewat sms atau telpon? apa saya pernah marah kalau anda menyalahkan saya? mengoreksi saya? saya justru marah kalo anda tak mengatakannya langsung pada saya.

entah, luka karena hal kecil itu memang masih terasa sampai sekarang.
maaf, saya memang bukan "perempuan" yang anggun. jauh dari kata feminin. maaf, kalo saya tak sekalem yang lain. maaf. tapi, apa bahkan anda tak melihat saya layak sebagai "perempuan"? apa anda memang melihat saya terlalu jauh dari definisi "perempuan" itu sendiri?
maaf, kalo memang saya jauh.....sangat jauh dari definisi anda.
tapi, saya tak pernah merasa liar. saya bukan perempuan yang begitu saja senang keluar malam.
tapi maaf, saya masih punya harga diri. masih punya perhitungan.

mungkin anda berfikir, kenapa saya bisa se-merasa terluka begini hanya karena hal itu?
memang. sebab anda BELUM mengenal saya. belum BENAR-BENAR mengenal saya. saya tidak suka kalimat anda, "Dengan alasan apapun, perempuan gga boleh keluar di atas maghrib."
Anda fikir, apa yang saya lakukan?
apa menjaga diri dari sakit itu suatu kesalahan?

entahlah, anda begitu rancu bagi saya saat ini.

mungkin, saya bisa membalas perkataan anda dengan : "Kalau saya yang sekedar keluar nyari makan malam anda salahkan, lalu bagaimana dengan anda yang jalan bareng cewek ke bioskop?"
entahlah, saya terlalu abstrak melihat cara berfikir anda.
dalam pandangan saya, pandangan anda tentang mana yang bisa ditolerir dan tidak nampaknya terbalik.
entahlah, saya tidak mengerti anda. SANGAT tidak mengerti anda saat ini.

anda TERLALU gemilang buat saya....

Minggu, 03 April 2011

Titik Temu

mulai merajut senja dengan cahaya
perlahan lagu-lagu riang mulai menyanyikan hal yang berbeda
yang tak kau pahami,
tak kau mengerti

aku masih mencari sebuah titik temu
antara kau, aku, dan mereka

ada gelap, ada sunyi, ada cahaya

ingar bingar, yang tak lagi terasa menemani

kau pikir siapa kita?

tak bisa semudah itu menarikan hati

perjuangan,
perlahan, aku melihat kita telah beda cara makna

ini bukan hanya tentang kini
tak hanya tentang kita saja
kalau hanya itu, aku tak akan berfikir lama

ada sederet waktu setelah ini,.
lamanya?
setara dengan angka delapan yang tergelincir.
= tak terhingga.

masih ada selaksa massa menunggu kita
egoisme, tak kan bisa diterima

maka, pabila titik temu tak kunjung ada
bila mashlahat akan lebih banyak dari mudharat
ikhlaskan saja...

sebab rasa adalah dibangun,
bukan jatuh..

itu yang kupahami..